Siang hari, ketika aku hendak landing di Hang Nadim Batam. Aku memandangi jendelamu dengan rasa
yang sama untuk dua hal yang berbeda. Pertama, aku merasa sedih karena baru
saja resmi melebarkan jarak dengan sahabat-sahabat tercinta, meskipun kami tetap
bisa berpegang erat dari kejauhan. Kedua, aku sedih karena melihat alam yang
tak hijau seperti dulu. Biasanya, hamparan tanah orange dan hutan-hutan hijau masih kulihat ketika mengudara.
Sekarang, awan sekitar pun menghitam, pohon-pohon pun berwarna hitam. Mereka
layu dimakan panas. Mati satu per satu.
Batam memang jarang hujan. Banyak yang selalu
mengeluh. Sadarkah, ini ulah manusia juga? Aku pernah membaca artikel yang
kalau tidak salah berjudul Hujan Tidak
Turun Karena Tidak Membayar Zakat. Mari kita mengkaji diri lagi. Mungkin
saja ada hak-hak kepada sesama yang belum kita penuhi. Barangkali kita lupa. Semoga
kita sebagai makhluk-Nya adalah makhluk yang taat akan perintah-Nya sesuai
rukun islam yang ke-3. Semoga masyarakat Batam semakin madani. Bukan hanya
sekedar slogan saja, tapi membenarkan keadaan yang sesungguhnya.
Tulisan ini tidak bermaksud menyinggung siapapun,
karena penulis sendiri juga masih belajar. Mari kita sama-sama belajar untuk
terus berubah ke arah yang lebih baik. Belajar tak kenal usia dan tak kenal
waktu.
Mari renungkan sebuah hadis riwayat dan beberapa firman
Allah berikut:
H.R. Ibnu Majah
Rasulullah SAW bersabda, ….”dan tidaklah mereka
enggan membayar zakat kecuali hujan akan ditahan dari langit dan andaikata
bukan karena hewan ternak, niscaya hujan tidak akan pernah turun.”
Q.S. An Naml ayat 60
“Atau
siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu
dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan
indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di
samping Allah ada tuhan (yang lain)?”
Q.S. An nuur ayat 43 :
“Tidakkah
kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah
olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan
(butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti)
gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan
dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu
hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”
Q.S. Nuuh ayat 10-13 :
“Maka aku
katakan kepada mereka: "Mohonlah
ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia
akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran
Allah?”
Salah
satu cara memohon ampunan Allah adalah dengan memperbanyak istighfar. Keajaiban
istighfar memang luar biasa. Aku sendiri merasakannya ketika Allah menyembuhkan
rasa sakitku, hanya dengan istighfar. Sederhana bukan? Tak berbayar. InsyaAllah
hujan pun akan lebih sering turun jika kita juga memperbanyak istighfar juga. Tak
perlu bersusah payah untuk mengusahakan hujan buatan. Allah maha baik :)
_Salam
Mayamoy_
No comments:
Post a Comment