Wanita adalah pembawa peradaban (R.A. Kartini).
Setiap wanita begitu berharga dalam peran membawa pencerahan melalui
kelembutan, kasih sayang dan intelektual kepada generasi terlahir.
Tugasmu banyak dan beragam. Sadarilah wanita!
Panggillah nalurimu yang mempesona untuk terus bergerak pada karya tanpa batas nan bermanfaat!
Stop bermanja-manja pada kenyamanan yang hanya meninabobokkan waktu produktifmu.
Wanita, apa tujuan hidupmu?
Kedudukankah yang engkau cari?
Wanita ibarat jasad yang dapat dilihat dengan mata zahir.
Pria ibarat ruh yang hanya dapat dilihat dengan mata bathin.
Keduanya bersatu, jadilah makhluk yang disebut sebagai manusia.
Maka, memang idealnya pria yang memimpin wanita.
Ibarat sesuatu yang berasal dari dalam diri yang haqiqi,
dengan semangat juang yang tinggi serta tekad yang bulat serta tulus
akan dapat menggerakkan fisik dan merefleksikan pada tindakan yang
rahmatan lil alamiin.
Bagaimana jika sebaliknya? Ia akan berontak, bertentangan dengan nurani, berdampak negatif pada dirinya.
Itulah asal muasal malas dan galau serta menunda.
Maka, apabila keseimbangan antara dunia dan akhirat dalam diri dapat kita jaga,
kedamaian diri dan semangat akan selalu terpancar.
Sebab itulah sepasang suami istri hidup berdampingan,
tidaklah salah satunya yang di depan, tidak pula di belakang.
Agar mereka saling mendukung satu sama lain, saling menghargai.
Wanita, apa tujuan hidupmu?
Karirkah yang engkau cari?
Diri kitalah yang tahu kapasitas dan kapabilitaa masing-masing.
Benar adanya, jika wanita dituntut untuk mampu menjadi multitalenta.
Dalam konteks berkeluarga, peran wanita tak hanya sekedar melulu tentang dapur, tetapi juga meluas
dari urusan pribadinya, suami, anak-anak, keluarga besar, hingga bakti pada pertiwi serta agama.
Jika diri saya ditanya tentang sebuah konsep masa depan berkeluarga,
Saya akan memilih hidup dengan pengabdian yang bermartabat.
Maksudnya, sebagai wanita atau istri kelak, pengabdian terhadap suami dan keluarga adalah yang utama
dan saya percaya bahwa wanita yang punya karya tidak akan takut kehilangan karirnya.
Wanita sekolah tinggi bukan untuk karir.
Karir bukanlah satu-satunya cara untuk membuat harimu produktif.
Kecerdasan wanita adalah aset berharga bagi madrasah anak-anaknya kelak.
Dan juga bekal yang elegan untuk mendampingi suami.
Dengan bekal ilmu dan kreatifitas, maka kita bisa tetap berkarya tanpa merasa dibatasi oleh status maupun keadaan.
Duh, sepertinya suatu hari nanti,
ketika sudah berhasil mendirikan Rumah Sehat & Pesantren serta bekal petualangan yang berkualitas,
mengurusi anak-anak di pesantren maupun universitas (almamater pertama) akan terasa mendamaikan.
Apapun pilihan hidupmu, ingat kapasitas ya..
Yuk, pancarkan cahaya hatimu, hai wanita!
#familyisno1 #nikahmudaitubaik #yuknikah #inspiring #woman
#motivasi #perempuanpunyakarya #cahayailahi #baktiwanita
#yuksekolahlagi #intelektual #spiritual #indonesia